Jangan Takut Disalahkan

Kalau sebelumnya kita sedikit bercerita tentang jangan takut salah, maka sekarang kita akan membahas dan sedikit bercerita tentang jangan takut disalahkan. Walaupun sebelumnya telah kita singgung, namun tidak mengapa jika kita singgung kembali. Hanya sekedar untuk memperjelas dan menyegarkan kembali perbedaan yang menonjol antara jangan takut salah dan jangan takut disalahkan. Padahal secara umum kita pahami bahwa takut salah dan disalahkan itu adalah sesuatu yang sangat berbeda. Memang, diantara kita tidak ingin disalahkan oleh orang lain atau orang disekitar kita. Kita tidak ingin agar orang lain mengetahui kesalahan kita kemudian menyalahkan kesalahan yang kita lakukan itu. Siapa sih yang menginginkan demikian?? Apalagi samapi disinggung-singgung. Betu-betul membuat hati panas dan emosi. Tetapi ketahuilah bahwa orang menyalahkan kita karena kita mungkin salah. Tidak ada masalah jika itu untuk perbaikan. Jangan takut untuk disalahkan ide dan tindakan kita. Karena dengan mengetahui kesalahan-kesalahan kita dalam beride dan beraksi, maka kita kemudian akan berpikir bagaimana memperbaiki kesalahan itu. Kita kemudian berusaha agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi. Karena kita tidak ingin terperosok dua kali dalam lubang yang sama. Orang mengomentari kesalahan kita bukan berarti mereka menjatuhkan atau meremehkan kita. Tetapi itu merupakan bagian dari ajang untuk memperbaiki diri. Ajang untuk memperbaharui apa yang menjadi kekurangan-kekurangan kita dan sarana untuk mengambil hikmah.
Makanya, kita jangan takut untuk disalahkan. Hanya beberapa kemungkinan yang akan kita dapatkan manakala kita disalahkan bahkan sampai dicaci apa yang kita lakukan. Kemungiknan pertama adalah bahwa kita akan mengetahui dimana letak kesalahan kita sehingga termotivasi untuk memperbaiki kesalahan yang kita lakukan itu. Yang kedua adalah bahwa jika kita bersabar dengan apa yang orang cemohkan kepada kita, maka kita akan mendapatkan pahala dari Allah azza wajalla. Tidak rugi kan???
Orang bijak mengatakan janganlah engkau berteman dengan orang yang selalu memuji dan menyanjungmu. Karena berteman dengan mereka menjadikan kita merasa lebih dan unggul yang juga dapat membuat kita ujub dan sombong. Tetapi kalau kita berteman dengan orang yang selalu mengoreksi kesalahan-kesalahan kita, maka kita akan mengetahui kesalahan kita sehingga termotivasi untuk memperbaiki kesalahan itu. Bayangkanlah bahwa ada orang yang selalu mengingatkan kita jikalau kita terjerumus dalam dosa dan maksiat. Tentu saja kita akan selamat dari dosa dan maksiat itu. Bayangkan pula bagaimana ketika orang memuji dan menyanjung maksiat dan dosa yang kita lakukan. Apa yang akan terjadi?? Tentu saja kita tidak akan merasa bahwa itu adalah dosa. Dan kemungkinan besar untuk bangga dengan dosa itu akan ada.
sekarang kembali kekita. Ia... Memang semua kembali kekita. Mau pilih yang mana. Mau pilih jalan dimana kita senantiasa diingatkan atau jalan dimana kita dibiarkan saja berbuat dan beraktifitas tanpa menyadari baik buruk dari perbuatan kita itu.


4 komentar:

Anonymous said...

hmmm..dua artikel yang bagus akh...komprehensif ^0^..

mmm..apa ya..??
oh ini aja..

pada dasarnya manusia akan memiliki berbagai kecenderungan untuk berbuat sesuatu..(entah itu baik..atau buruk..)

sebab bersama dengan qodho dan qodharnya Allah ta'ala..Allah juga memberikan kepada manusia hawa nafsu juga keinginan..dan ALlah tidak membiarkan begitu saja..telah Allah siapkan buku panduan berupa ALqur'an dan Assunnah..dengan technical support terbaik;Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam...

Salah besar apabila ada orang berbuat salah dan dosa kemudian berkata :

"..ah ini kan sudah takdir saya..ditakdirkan sebagai seorang bla3..", atau semisal :

"..ah..kalau takdirnya masuk neraka..mau beramal seperti apapun bla3..."

menyalahkan atau mengambinghitamkan takdir Allah ta'ala untuk hal2 yang sifatnya ukhrowi...

sedangkan untuk hal2 duniawi,ia akan dengan bangganya berkata :

"..lho ini kan hasil jeri payah saya...saya begini begitu...bla3..", atau

"..ah saya harus bekerja dengan giat agar menjadi kaya..."

betapa terbaliknya analogi yang ia gunakan...

memang benar bahwa takdir dari semua yang bernama makhluk telah dituliskan di lowh mahfudz...

akan tetapi hanya Allah saja yang mengetahui takdir tersebut...entah itu baik..entah buruk...yang perlu kita ketahui yaitu bahwa Allah hanyalah menginginkan kebaikan bagi makhluk2-Nya...dan tidak semua kesalahan adalah suatu dosa/ mendapatkan dosa...

wuaaaaaaaaaaaaaaaaaa,...saya ini kemanae ngomongnya...gada nyambung2nya sama sekali....fyuh..afwan2 akhi...sedang error hihi...

Anonymous said...

hihi..afwan katsir kalau nggak nyambung akh...

sebenernya tadi mau nulis ini:
...jadi pada intinya,yang tidak diperbolehkan adalah kemudian kita berlaku sombong...[entah di hati..atau perbuatan..] karena sifat ini mutlak hanyalah milik ALlah ta'ala..

adapun kita sebagai manusia,apabila ada orang lain memuji/ menyanjung kita..selama kita merasa tidak berbuat sombong dan hanya meniatkan semuanya karena Allah...maka sudah seyogyanya..sejatinya pujian itu adalah dikembalikan kepada Allah ta'ala...kan "innal hamda lillah,nahmaduhu wa nasta'iinuhu.."

..memuji Allah.. yang dengan segala kuasa-Nya telah menutupi segala kekurangan kita..dan bukan kemudian kita berlaku sombong...karena munculnya sifat ini adalah syaithon la'natullah sebagai dalangnya...untuk itu kita perlu berlindung kepada Allah dari godaan syaithon ini...


aduuuuuuuhh..saya ini mau berkomentar bagaimana siy sebenernyaaa...hihi..afwan akh,..ini semakin tidak nyambung...

atau ini saja wis...intinya kita harus selalu positif thinkin...atau khusnudzon..dan bukan negatif thinkin atau su'udzon....

kalau ada yang memuji kita,kita bersyukur dan tidak sombong...kalau ada yang mencela atau mengkoreksi kita...kita bersabar dan ikhlas..karena perkaranya umat ini adalah baik semua...apabila ia bersyukur dan bersabar...


nah adapun kita yang masih merasa takut salah atau takut disalahkan...maka itu semua adalah proses pendewasaan...dengan selalu mengharapkan pertolongan Allah..insya Allah,rasa itu akan hilang...dan kita menjadi manusia yang sholeh dan sholehah...[lho3...ini memang adik-adik TPA hihihihi...punthen ya bin ^0^..komen2 saya berantakan sekali malam ini ]

Anonymous said...

nah..yang kata2 bijak itu...
itu yang saya sepertinya baru pernah denger...
siapa orang bijaknya akh...? hihi cuman tanya

Arbin said...

he...he...he....
Tidak ada masalah....Kan ana sudah bilang, koment aja. Tidak ada masalah. Mau sesuai dengan topik, mau tidak tidak ada masalah.
Afwan saya lupa orang bijaknya siapa namanya. Saya mendengarkan dari salah seorang ustadz. Memenag sih kata-katanya tidak persisi sama dengan apa yang saya ungkapkan itu. Tapi itu adalah hasil pemahaman saya.
ia kesombongan sangat dibenci oleh Allah. Innama yaftaril kadziba alladziina la yu'minuna biaayaatillah (Q.S Annahl : 105)

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com