Kecenderungan Sebagian Manusia

Ada sebuah kecenderungan yang saat ini dimiliki oleh kebanyakan manusia, yakni kecenderungan untuk selalu mudah dan tergesa-gesa dalam menginginkan atau untuk mendapatkan sesuatu. Sehingga kecenderungan ini berimbas kepada sifat memudah-mudahkan dalam urusan. Semua yang dilakukannya harus smart, sehingga terkadang harus menempuh jalan pintas. Dan nampaknya, kenyataan seperti ini tidak sulit untuk didapatkan ditengah kehidupan manusia. Ingin saya katakan, bahwa ini tidak mutlak. Lalau kalau misalnya seperti ini terjadi, apakah benar atau salah? Mari kita simak. Setiap kita manusia menginginkan agar setiap urusanmenjadi mudah. Sehingga kaum muslimin biasa berdoa:” ya Allah, mudhkanlah setiap urusan saya”. Dan sangat wajar, jika manusia ditengah bermacam dan beragamnya deras arus globalisasi ini untuk membuat urusannya mudah. Dan tentu saja, inilah hasil dan tujuan seseorang harus berilmu agar urusan menjadi lancar. Jadi, perkembangan teknologi yang semakin pesat dan akan terus berkembang ini merupakan sarana yang mudah dan efisien untuk mempermudah urusan-urusan manusia. Sebagai contoh konkrit, Sarana Transportasi. dahulu perjalanan yang ditempuh dari satu propinsi kepropinsi lain atau dari satu negara kenegara lain, membutuhkan waktu yang relatif lama, karena menggunakan sarana yang memang lambat. Sehingga orang-orang yang berilmu memikirkan cara-cara lain untuk mempermudah jalur transportasi yaitu membuat sarana-sarana transportasi yang cepat. Contoh lain, yang biasa kita gunakan adalah media informasi. Dahulu, orang melakukan komunikasi dengan relasinya harus menunggu waktu yang relatif lama, karena menggunakan sarana komunikasi yang sederhana. Sekarang, dalam beberapa detik saja inforamasi yang kita sampaikan itu diketahui oleh orang yang kita tuju. Lewat Email, telpon seluler, atau sarana informasi ekspress lainnya. Tentu saja, urusan manusia menjadi mudah. Tetapi, ada hal lain yang rupanya banyak disalah maknai oleh sebagian manusia karena tidak sabaran. Akibatnya, cara-cara negatif dan kotor yang ditempuhnya. Tidak lagi mau tahu apakah cara yang ditempuhnya itu benar atau salah, halal atau haram. Tidak peduli. Kata orang “goso saja” (hantam saja). Benar atau salah, halal atau haram, itu urusan belakangan. Yang penting sekarang beres dulu urusan saya. Dan yang lebih parah, kenyataan ini tidak hanya ditempuh oleh orang-orang yang berpendidikan rendah tetapi juga dilakukan oleh orang-orang yang intelektual akibat tidak sabara ingin melihat hasil. Lalu muncul pertanyaan kepada orang yang seperti ini :”dimana pengorbanan dan perjuangan anda untuk mencapai urusan anda?” Apakah pengorbanan anda cukup dengan menyogok atau menyuap, menindas, mengintimidasi, merayu, atau menyepelehkan orang lain? Kalau anda katakan ia, berarti anda telah merelakan diri anda sebagai orang yang lemah. Motivasi yang ada pada diri anda untuk menghadapi tantangan lemah, keinginana untuk mengambil atau mendapatkan tantangan sangat kurang. Sikap rela berkorban dalam diri anda harus ditambahkan energinya. Tetapi jika anda selalu mengontrol tindakan-tindakan anda, dalam hal ini hati-hati dan rela berkorban, maka bersyukurlah. Karena anda bukanlah orang yang tergesa-gesa. Dan ketahuilah, orang-orang yang tergesa-gesa untuk mencapai hasil tanpa adanya pengorbanan dengan menghalalkan segala cara tidak disukai oleh Allah. Dan ketahui pulalah, Syurga tidak diperoleh dengan mudah. Jalan untuk menuju kesana tidak seperti makan roti yang enak. Tetapi jalannya dipenuhi dengan rintangan-rintangan berupa duri yang apabila salah langkah akan tertusuk. Melanggar aturan-aturan perjalanan hidup dapat berimbas kepada salahnya tujuan yang kita capai. Berhati-hatilah dalam menjalankan urusan. Jangan karena ingin cepat beres, sehingga cara-cara haram yang ditempuh.

0 komentar:

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com